Sabtu, 04 April 2015

Sepotong Coklat Menuju Kebaikan

Pada saat masih di bangku SMA, saya memiliki teman yang sangat dekat. Kami sudah mengenal baik dari kecil, begitu juga dengan keluarga kami yang telah mengenal satu sama lain.
Kami sering bercerita, entah itu cerita tentang teman, pacar bahkan keluarga. saat itu teman saya meminta bantuan untuk menemani karena adik laki-lakinya mengalami masalah.
Adiknya memiliki teman-teman baru, mungkin karena lingkungan baru di sekolahnya ia jadi sering untuk bermain dan pergi keluar rumah hingga larut malam. Menurutnya saat dulu ia tidak seperti ini, ia adalah anak yang manja terhadap ibunya. Jika ia pergi sekolah saja ia harus diantar ibu hingga depan rumah, ibunya harus melihat dan memeluknya hingga ia pergi berangkat. Namun sekarang untuk berpamitan pergi saja jarang, ia langsung pergi jika dijemput temannya. Tanpa kita tau siapa temannya dan akan pergi kemana.
Berbeda dengan kami yang pasti mengenalkan teman-teman kami kepada orang tua, agar orang tua tidak khawatir dan tau dengan siapa kita berteman. Dan dapat menilai benar atau salah kita memilih atau bergaul dengan teman. Karena kami hanya anak yang belum memiliki pengalaman yang banyak dan baru mengenal lingkungan luar.
Ibunya yang mencoba mempercayai anaknya tanpa berpikir negative pun tidak melarangnya, namun kakak dan ayahnya yang curiga terus mengawasi dari jauh. Kakak dan ibunya hanya menelepon jika ia belum pulang, dan ia seringkali tidak menjawab. Sesekali ayahnya mengikuti hingga mana ia pergi dan ternyata ia pergi ke depan kompleks rumahnya. Disana banyak anak-anak sebayanya yang nongkrong, ada beberapa pula yang merokok. Tetapi adiknya tidak ikut untuk merokok.
Ayahnya disitu merasa agak lega karena anaknya tidak berbuat yang negative dan merugikan. Pikiran buruk pun agak memudar.
Namun pada suatu hari, adiknya menghubungi orang tua melalui handphone. Ia menangis dan ketakutan, meminta bantuan kepada orangtuanya untuk menjemputnya di pos security minimarket dekat rumahnya. Orangtuanya pun langsung menjemputnya. Saya dan teman saya berada di rumah, untuk menjaga rumah selagi mereka menjemput adiknya.
Sesampainya di rumah, ayah dan ibunya menangis tersedu, kami pun kaget dan merasa bingung karena mereka hanya menangis dan ayahnya mengeluarkan kata “pergi dari rumah ini, kamu bukan anak ayah lagi, ayah tidak mengajarkan kamu untuk mencuri”.
Mendengar perkataan itu kami langsung menghampiri adik, dan bertanya apa yang terjadi. Ia menceritakan sambil menangis dan meminta maaf. Kakaknya pun shock dan merasa tidak percaya bahwa adiknya disuruh oleh teman-teman barunya tersebut untuk mengambil coklat yang memang kesukaanya. Sebenarnya ia diberi uang jajan oleh ibunya, ia membayar coklat yang satu dengan uangnya namun ia mengambil coklat lain untuk teman-temannya dan disuruh oleh teman-teman tersebut untuk memasukan ke dalam jaketnya. Namun karyawan disana melihat dan saat membayar ia dipergoki. Ia di tahan oleh satpam di minimarket tersebut dan sebagian teman-temannya kabur tidak bertanggung jawab.
Ayah, ibu serta kakaknya tidak menyangka dan tidak percaya, setelah ditanya terus menerus kenapa ia sampai melakukan hal itu padahal dari dulu hingga sekarang setiap kali ibunya belanja ia sering dibawakan coklat tersebut, mereka merasa sedih dan kecewa mendengar faktanya bahwa anak yang selalu dimanja, dijaganya dan selalu dibelikan barang yang ia inginkan malah mencuri yang bukan haknya.
melihat ayahnya yang sangat marah, kecewa, sedih dan malu, Ia pun langsung meminta maaf atas kekhilafan hingga bersujud di atas kaki ayahnya. Ia bersedia untuk pindah sekolah ke pesantren dan lebih mendalami agama lagi. Padahal sebelumnya saat masih di bangku 6 SD ia tidak mau didaftarkan untuk sekolah pasantren, menurutnya ia akan kurang pergaulan namun sekarang ia telah merasakan bahayanya pergaulan jika tidak dapat memilih-milih teman dan lingkungan, juga tidak dibekali dengan keimanan yang kuat.
Ia pun pindah ke pasantren, menebus dosanya dengan lebih mendekatkan diri pada Allah dan setiap minggu ayah, ibu dan kakaknya menjenguk adiknya tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar