Rabu, 29 April 2015

Kemacetan Menjelang KAA 2015

Pada malam sebelum KAA saya dalam keadaan sakit dan hendak pergi ke dokter. Saya selalu pergi ke salah satu dokter yang berada di jalan kalipahapo Bandung. Karena rumah saya berada di Bandung timur saya harus melalui jalan Asia Afrika. Mau tidak mau saya yang merasa tidak enak badan dan ingin cepat sampai di dokter malah harus merasakan suasana kota Bandung yang padat malam itu.
Jalanan terasa ramai dan kemacetan dimana-mana. Pusat kemacetan terjadi di daerah Asia Afrika. Karena saya dan keluarga tidak ingat itu malam menjelang KAA saya pun tidak memilih jalan alternatif lain dan terus menerobos kemacetan. Saya melihat sekitar jalan banyak orang yang mengabadikan moment-moment bersejarah ini dengan berfoto bersama keluarga, pacar dan teman
 Hal ini tidak aneh karena KAA diadakan setiap sepuluh tahun sekali, ini membuat masyarakat sangat excited dengan acara KAA oleh karena itu banyak masyarakat yang mengunjungi daerah gedung merdeka yang menjadi tempat dimana KAA berlangsung. Apa lagi sekarang KAA dibuat berbeda oleh walikota kita Ridwan Kamil yang merubah Bandung menjadi kota yang indah, bersih, kreatif tidak kalah dengan kota-kota lain di negara lain.
Ridwan Kamil pun dinobatkan sebagai walikota terbaik didunia. Saat saya melewati jalan Asia Afrika. Kota Bandung saat itu terlihat indah yang dikelilingi lampu-lampu jalanan ditambah dengan pemandangan bangunan tua khas bandung tempo dulu di daerah gedung merdeka. Di pusat kota yaitu alun-alun bandung pun ramai karena banyak masyarakat yang mengunjungi mesjid agung yang kini telah menjadi taman kota yang bersih dan indah. Disekitar taman dipinggiran jalan pun dikelilingi kursi-kursi yang banyak digunakan masyarakat untuk duduk dan nongkrong. Adapun air mancur yang dibuat bapak walikota untuk masyarakatnya yang dihiasi lampu warna warni. Banyak orang yang lalu lalang di jalanan ini, ada yang berfoto-foto bahkan sebagian mobil ada yang berhenti hanya untuk mengabadikan moment bersejarah ini. Hal ini yang membuat jalanan menjadi semakin macet. 
Setelah melihat keramaian pusat kota bandung, menerobos kemacetan yang padat dan banyak menghabiskan waktu dijalan karena KAA, saya akhirnya sampai di dokter.

Pada puncak acara KAA pun suasana kemacetan masih terasa, kali ini di daerah dago. Pada pagi hari sekitar pukul 08:00 saya ada kegiatan BEM yang dilaksanakan di SARAGA, saya berangkat naik mobil melintasi jalur supratman ke arah gasibu yang mulai terlihat padat tidak seperti biasanya, jalanan padat merayap saya kira pada saat itu hanya karna car free day dago sehingga berefek kemacetan.
Namun setelah sampai baltos kemacetan lebih parah lagi, mobil yang saya kendarai tidak jalan sama sekali selama beberapa puluh menit. Setelah ada polisi yang mengatur lalu lintas jalanan agak lancar. Saya dan teman saya bertanya kepada polisi disekitar penyebab terjadinya kemacetan ternyata selain ada car free day ada pula acara puncak KAA yang bekerja sama dengan unpar. Karena penasaran setelah selesai acara BEM pada malam hari saya pergi ke dago bersama teman2. Karena macet dan sulit untuk parkir orang-orang pun berjalan dari daerah DU ke dago. Saya pun sampai di dago dengan berjalan kaki, disana banyak stand-stand yang menjual berbagai macam makanan, barang, dll.
Ada pun beberapa panggung untuk hiburan band-band. Jalanan dago dihiasi lampu warna warni yang membuat pesta rakyat ini semakin meriah. Ada pun bintang tamu yang hadir dalam pesta rakyat ini yaitu seperti the dendis, naif dan maliq n d'essential. Saya menikmati lagu demi lagu yang mereka bawakan hingga penghujung acara yang dimeriahkan lagi dengan pesta kembang api. Karena acara ini sangat bagus dan banyak masyarakat yang antusias maka acara ini menjadi acara rutin yang akan diadakan setiap tahunnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar